TUGAS





O
L
E
H

BERNADUS LIWANG
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI
GEREJA KRISTEN SUMBA
LEWA, 2015
KITAB NAHUM DAN HABAKUK
KITAB NAHUM
Latar Belakang (Sosial, politik dan religi)
Latar belakang pribadi Nahum tidak diketahui, kecuali bahwa ia bernubuat pada masa antara dua peristiwa yakni: jatuhnya kota Te be ke tangan pasukan Asyur dibawa pimpinan Asyurbanipal pada tahun 663 SM (Nahum 3:8-10) dan hancurnya kota besar Niniwe pada tahun 612 SM ( Nahum 1:1;2:8;3:7). Suasana yang mengisyaratkan sesuatu akan segera terjadi terasa sepanjang kitab ini. Sehingga diperkirakan kitab ini ditulis sebelum runtuhnya kota Niniwe ibukota Asyur mungkin sekitar tahun 615 SM ketika persekutuan orang babel, orang Median dan orang Skit yang merubuhkan kota itu sedang dibentuk. Nahum berasal dari Elkosy, dan memberitakan murka Allah kepada suatau bangsa yang bukan Israel yaitu Niniwe yang adalah ibukota Asyur
Riwayat penulis (siapa, kapan dan dimana)
Penulisnya tidak diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan ditulis oleh Nahum sendiri. Hal ini karena Nahum dikenal sebagai pengarang sastra yang sangat baik, hanya sedikit Penyair dalam PL yang menyainginya. Penulisan ini kira-kira terjadi pada tahun 615 SM Israel.
Struktur kitab
Terbagi atas tiga bagia;
 Fasal 1:1 alamat kitab
 Beberapa nubuat;
• Suatu nubuat mengenai jatuhnya Asyur
• Suatu nubuat mengenai keselamatan Yehuda
 Kedua janji yang menebuatkan mengenai jatuhnya Niniwe
Inti pesan
Kitab Nahum pada intinya berbicara tentang jatuhnya Niniwe yang meliputi murka Allah yang dasyat kepada Niniwe
Teologi Kitab
Nubuat Nahum yang sepenuhnya berpusat pada penghancuran musuh Israel menimbulkan beberapa persoalan teologis; termasuk, mengapa ia tidak berbicara tentang dosa-dosa bangsanya sendiri dan tentang perlunya mereka bertobat? Nahum khususnya merasakan luka-luka yang dialami oleh banyak bangsa yang menderita. Bagaiman ucapan-ucapan Nahum yang penuh balas dendam dapat disesuaikan dengan belas kasihan dan pengampunan dalam kitab hosea dan Yunus dan terutama sekali dalam ajaran Yesus Kristus. sebab dalam perjanjian lama dikenal hukuman harus setimpal dengan kejahatan. Ketika kita mengingat bahwa nubuat nabi Nahum bukanlah naluri primitive yang haus dara, melainkan bukti kepercayaannya yang teguh akan keadilan Allah. Yang menggambarkan sikap dan tindakan Allah dalam penghakiman tentu merupakan sumber harapan bahwa Allah menghancurkan musuh-musuh Yehuda.

KITAB HABAKUK
Latar Belakang
Tidak ada informasi mengenai latar belakang pribadi Habakuk, sehingga banyak yang berspekulasi mengenai pemberitaan dan zamannya. Menurut beberapa ahli, nabi ini hidup dan bertindak sebagai nabi pada masa Alexander Agung. Menurut para ahli yang lain adalah bahwa Nabi inimuncul pada saat ketika kerajaan Asyur menjadi lemah dan kerajaan Babylon menjadi kuat. Jadi, petunjuk tentang zamannya adalah petunjuk tentang serangan Kasdim teradap Yehuda yang akan segera terjadi.
Riwayat penulis kitab
Penulisnya tidak diketahui secara pasti. Perkiraan yang mungkin adalah bahwa ditulis oleh nabi Habakuk yang kira-kira terjadi sekitar tahun 625 SM.
Struktur Kitab
Fasal 1:1 : alamat
2-4:keluhann nabi
5-11: nubuat Allah tantang orang kasdim
Fasal 2:1-3 : nabi menanti jawabanm dari Allah dan kehancuran orang fasik
6-9: kehancuran orang fasik dengan kata “celakalah”.
20 : nubuat tentang kedatangan Yahwe
Fasal 3 : kedatangan Tuhan dari Sinai
Inti Pesan
Inti dari kitab ini membicarakan tentang bagaimana Allah bisa melihat kejahatan orang fasik didunia ini. Dalam kenyataan, orang fasik sering kali lebih berkuasa dan orang benar jadi korban. Namun demikian, nabi habakuk tetap percaya bahwa, orang fasik akan musna dan orang benar akan hidup.
Teologi Kitab
Allah memperlihatkan kepada Habakuk bahwa penghukuman terhadap Yehuda, walaupun dasyat namun tidak akan bersifat menyeluruh. Ia menegaskan kembali janji Allah bahwa Ia akan membiarkan sisa umatNya hidup untuk melanjutkan misi keselamatan dan berperan sebagai landasan utnuk bangsa yang diperbaharui. Keputusa Habakuk mengenai nasib orang benar menggugah janji Allah bahwa mereka akan bertahan menghadapi hari yang mengerihkan itu. Mereka dapat tetap hidup bila merka setia dan mengandalkan Allah sepenuhnya. Asas ini menjadi tema untuk ajaran Paulus tentang pembenaran melalui iman. Penafsiran kembali melalui perjanjian lama secara drastis dalam terang pertobatan sendiri membuat Paulus memusatkan perhatiannya pada dua nats; kej. 15: 6 dan habakuk 2:4. Tentang iman merupakan penghubung yang sangat berguna antara pandangan habakuk tentang hidup oleh percayanya dan ajaran Paulus. Apa yang habakuk lihat sebagai prinsip kerja Allah dalam serbuan pasukan babel, paulus melihat sebagai prinsip penyelamatan Allah yang universal.
Penutub (kesimpulan dari kedua kitab diatas)
Kedua kitab (Nahum dan Habakuk) yang telah di uraikan secara singkat diatas memberikan sedikit gambaran tentang latarbelakang, isi, maupun penulis. Memang kelompok tidak menjelaskannya secara lengkap dan terperinci karena informasi tentang kedua kitab ini cukup sulit untuk dipastikan kebenaran yang sesungguhnya. Namun, yang terpenting bukanlah hal itu, melainkan bagaimana sebagai orang percaya kita mau memahami serta menerapkan isi dan tujuan dari kedua kitab diatas didalam kehidupan kita. Bagaimana kita dapat memahami maksud dan tujuan Allah dalam kehidupan kita orang percaya. Tanpa harus menghilangkan pandangan tentang darimana, kapan dan bagaimana kedua kitab ini ada atau tercipta kita percaya bahwa Allah ingin memperbaharui umatNya dengan mengutus hamba-hambaNya untuk menyampaikan Firman-Nya.