Old school Swatch Watches
Nadus 5Delaki/alorPoku 1Foto1326Teras 001 1
Klik dulu disiniNama gua BERNADUS. Perantau dari DELAKI/ ALOR/ NTT. belajar di STT GKS LEWA/SUMBA.
Weni liwang

TUGASMAKALAH PSIKOLOGI UMUM (LAPORAN BACA) O L E H NAMA : BERNADUS ZAKARIAS WENI LIWANG NIM : 1691405 PRODI : S1-PAK / SEMESTER 1-A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN SEKOLAH TINGGI THEOLOGI GEREJA KRISTEN SUMBA LEWA, 2014 BAB I PEN

MAKALAH
PSIKOLOGI UMUM (LAPORAN BACA)

O
L
E
H
NAMA : BERNADUS ZAKARIAS WENI LIWANG
NIM : 1691405
PRODI : S1-PAK / SEMESTER 1-A


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
SEKOLAH TINGGI THEOLOGI GEREJA KRISTEN SUMBA
LEWA,
2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengingat pentingnya pembelajaran terhadap ilmu jiwa (psikologi), maka tak salah jika seseorang dengan sadar mau mengenali gejala-gejala kejiwaan secara mendalam. Dalam upaya mempelajari gejala-gejala kejiwaan sangatlah dibutukan kesadaran secara mental dan spiritual untuk mengenal lebih jelas mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam diri manusia. Untuk pengenalan lebih jauh mengenai peristiwa-peristiwa dalam jiwa, dasar dari pengenalan dalam pembahasan ini adalah mengenal gejala pengenalan.
Dalam mempelajari ilmu jiwa tidak lepas dari yang namanya gejala-gejala, atau dapat dikatakan gejala adalah inti dari pada pembahasan dalam ilmu jiwa (psikologi). Dengan demikian, maka pembahasan kali ini akan mengupas pengaruh gejala-gejala kejiwaan terutama dalam pengenalan. Gejala-gejala yang dimaksud dapat dilihat dibawa ini:
• Penginderaan dan pengamatan
• Tanggapan
• Reproduksi dan asosiasi
• Ingatan
Gejala pengenalan yang dilibatkan diatas mengarahkan pandangan yang lebih jauh untuk mempelajari dan mengenal apa saja dan sejauh mana pengaruh gejala-gejala tersebut dalam jiwa seseorang
BAB II
ISI
B. Gejala Pengenalan (Kognisi)
Untuk mengenal dan mengetahui apa saja gejala-gejala dalam kaitannya dengan pengenalan, maka berikut ini adalah bagian-bagian penting yang akan menjelaskan gejala pengenalan (kognisi) tersebut:
1. Penginderaan dan pengamatan.
Penginderaan merupkan alat untuk mengamati, menyadari serta merasakan adanya situasi- situasi tertentu (panas,dingin,sakit,senang, heran dll). Sebagai syarat dan ketentuan untuk menyadari sesuatu, maka diperlukan adanya objek yang diamati, alat indra atau reseptor yang cukup baik serta adanya perhatian untuk dapat melakukan pengamatan dengan baik.
Proses alami dapat dijelaskan ketika terjadi proses pengamatan yaitu suatu objek menimbulkan stimulus, kemudian stimulus itu mengenai reseptor (alat indra). Tidak semua stimulus itu mendapatkan respons sebagai akibat dari pngamatan individu.
Secara garis besar, gejala pengenalan dapat dilihat dari 2 bagian, yaitu; melalui indra, meliputi pengamatan, tanggapan, ingatan dan fantasi. Sementara melalui akal, meliputi pengertian, pendapat, dan keputusan.
• Pengindraan adalah rangsangan yang disaksikan oleh indra manusia yang merupakan suatu kompleks.
• Pengamatan adalah hasil dari pada pekerjaan jiwa yang secara aktif dan penuh perhatian untuk menydari adanya perangsang.
• Sinestasi dan adaptasi adalah bahwa seseorang itu tidak menyadari adanya suatu kesan yang semestinya melalui indranya.
• Percobaan dan penyelidikan yaitu berupa;
a. Kekuatan rangsangan sangat lemah, namun masih tetap menimbulkan kesadaran.
b. Puncak rangsangan yang disebut sebagai kekuatan ranngsangan yang sebesar-besarnya.
c. Luas rangsangan merupakan jarak antara ambang rangsangan dan puncak rangsangan.

2. Tanggapan

Salah satu fungsi dasar jiwa adalah tanggapan, sehingga penting untuk diperhatikan dan harus dipahami apa saja yang dapat terjadi didalam tanggapan tersebut. Tanggapan dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari pada pengamatan yang telah dilakukan , ketika objek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang dan waktu pengamatan. Artinya bahwa ketika seseorang melakukan pengamatan, tidak mungkin pengamatan itu akan terus ada dan terjadi sepanjang waktu, melainkan akan tersimpan sebagai pengetahuan dalam bentuk ingatan yang disebut sebagai tanggapan.
Jika tanggapan-tanggapan yang kita sadari itu langsung berpengaruh pada kehidupan kejiwaan maka akan disebut tanggapan primer. Begitu pula jika tanggapan-tanggapann yang sudah tidak disadari itu masih berpengaruh terhadap kehidupan kejiwaan kita maka akan disebut fungsi sekunder.
Gejala yang terletak antara pengamatan dan tanggapan adalah bayangan pengiring dan bayangan eiditis. Kedua bayangan ini hanya dapat diamati oleh orang yang bersangkutan. Bayangan pengiring optis tidak mempunyai tempat yang pasti dalam medan penglihatan, sebab bayangan itu bergerak dan berpindah-pindah sesuai gerakan mata.
Bayangan eiditis(eidos=arca,golek) adalah suatu gambaraqn yang nyata dan jelas yang diperoleh setelah terjadi pengawasan. Pengemuka bayangan eiditis ini adalah Urbant-Schnitseh, kemudian diselediki secara mendalam oleh Erich dan Walter Jaensch.

3. Reproduksi dan asosiasi

Reproduksi adalah tanggapan yang dimunculkan dari keadaan tak sadar kepada keadaan yang disadari saat terjadi pengamatan kembali atas sesuatu yang telah kita alami dan amati. Gejala reproduksi ini dapat terjadi atas pengaruh dari luar. Sebagai contoh; ketika melihat pantai, terbayang kembali kenangan indah waktu piknik bersama cinta pertama. Dari sudut timbulnya, reproduksi bisa terikat, yaitu diikat dan didorong oleh kemauan sendiri.
Asosiasi tanggapann dipahami sebagai sangkut paut antara tanggapan satu dengan yang lain dalam jiwa yang cenderung akan mereproduksi.
Salah satu hukum dari lima yang dikemukakan oleh Aristoteles adalah sbb: Hukum sama waktu; artinya bahwa tanggapan-tanggapan yang muncul pada saat yang sama dalam kesadaran akan terasosiasi bersama.
Bagi psikologi modern hanya mengenal satu hokum asosiasi yaitu hokum kontinguitas(berbalasan, berdampingan). Yang bunyinya adalah “tanggapan-tanggapan akan terasosiasi satu sama lain apabila mereka itu continue, berdampingan atau berbatasan satu sama lain.
Pada proses asosiasi, bisa berlangsung hambatan emosional berupa: rasa malu, minder, cemas, takut, yang berpotensi menghambat kelancaran proses reproduksi dan asosiasi.

4. Ingatan ( memori)

Ingatan merupakan kekuatan jiwa untuk menerimah, menyimpan, serta memproduksi kesan-kesan yang merupakan tiga unsure penting dalam perbuatan ingatan. Ini artinya bahwa, dengan adanya kemampuan untuk mengingat pada manusia, ada sesuatu indikasi bahwa manusia mampu menyimpan dan menimbulkan kembali sesuatu yang perna dialami. Namun, bukan berarti bahwa semua yang perna dialami itu akan tetap tinggal semuanya dalam ingatan, sebab ingatan merupakan kemampuan yang tarbatas.
Pada dasarnya ingatan juga berhubungan erat dengan emosi seseorang. Ketika seseorang akan mengingat sesuatu lebih baik, jika peristiwa-peristiwa itu menyentuh perasaan.

BAB III
PENUTUP

C. Kesimpulan
Dalam mempelajari ilmu jiwa tentu tidak terlepas dari gejala-gejala yang mengakibatkan timbulnya suatu reaksi yang menunjukan ciri khas dari jiwa seseorang. Gejala-gejala jiwa dapat muncul secara sadar melelui penginderaan dan pengamatan yang berujung pada perilaku individu. Perilaku seseorang yang dapat menunjukan dan memperlihatan adanya gejala-gejala yang memberikan pengaruh dalam diri individu yang juga tidak terlepas dari kepribadian individu tersebut.
Perasaan, pikiran serta pengenalan yang merupakan bagian penting dari pada kehidupan kejiwaan dapat menerimah pengaruh yang kuat dari tanggapan-tanggapan individu secara tidak langsung. Tanggapan-tanggapan tersebut dapat menghasilkan reproduksi dari keadaan yang tidak sadar kepada keadaan yang disadari. Peristiwa yang bisa menimbulkan reproduksi itu sangat tergantung pada kemauan dari individu itu sendiri, baik itu secara sengaja maupun tidak disengaja. Proses reproduksi ini sangat berpengaruh dan merupakan bagian terpenting dari memori/ingatan manusia.

Back to posts
This post has no comments - be the first one!

UNDER MAINTENANCE
Buka facebookmu.
Kata bijak zackha
Twitter bro.
Youtube, BERNAD
SABRI BIBLE
Nadus 6BERNADUS ZAKARIAS WENI LIWANG