Ring ring
Nadus 5Delaki/alorPoku 1Foto1326Teras 001 1
Klik dulu disiniNama gua BERNADUS. Perantau dari DELAKI/ ALOR/ NTT. belajar di STT GKS LEWA/SUMBA.
Weni liwang

PARA FILSUF. TUGAS FILSAFAT. TUGAS MAKALAH..STT GKS LEWA

TUGAS FILSAFAT
BERNADUS ZAKARIAS WENI LIWANG
DOMINGGUS LENDE
SARDIAN TIPA
ROY MARTEN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
SEKOLAH TINGGI THEOLOGI GEREJA KRISTEN SUMBA
LEWA,
2015

PARA FILSUF PRA-SOKRATIS

Berdasarkan temah diatas tentang para filsuf, maka berikut ini akan disajikan beberapa ahli disertai dengan pandangan dan argumennya masing-masing.
A. Tiga filsuf dari Miletos: Thales, Anaximandros, anaximenes
Salah satu pertanyaan berikut ini akan bisa memperkenalkan kita akan siapa dan bagaimana pandangan mereka. Pertanyaan yang berkata “apa yang merupakan prinsip dasar segala sesuatu?”. Thales menjawab; “air adalah prinsip awal”. Sebab air adalah anasir yang menghidupkan dan memunculkan segala sesatu. Berbedah dengan Anaximandros seorang murid Thales yang berpendapat bahwa prinsip segala sesuatu bukanlah anasir alam yang konkret seperti air. Sebab, misalkan air sebagai unsur basah benar-benar merupakan prinsip segala sesuatu, harusnya juga ada api. Tatapi kenyataannya tidak mungkin karena api tak bisa bersatu dengan air. Tapi sebenarnya kelompok setuju dengan pendapat Thales, karena jikalau dikatakan prinsip awal maka tidak bisa kita menetapkan lebih dari satu hal secara bersamaan. Artinya bahwa, kalau air, maka harus air saja, tak bisa disatukan dengan hal lain seperti api. Lalu apakah prinsip awal menurut Anaximandros?
Anaximandros menetapkan prinsip dasar abstrak yang dinamakan to apeiron, “atau yang tidak terbatas”. Dari kata a=tidak dan eras= batas. Prinsip ini bermaksud mengatakan bahwa segala unsur dalam jagad raya ini berlawanan (kering dan basah, mati dan hidup, tua dan mudah) dst. Tetapi jikalau kita mengkritisi maka ternyata ada pertentangan besar disini, yaitu beliau tidak memisahkan antara yang abstrak dan konkrit melainkan ia mala mengabstrakkan segala yang konkrit. Sebagai misal kelompok mengambil contoh; tanah sebagai benda konkrit. Apakah tanah bisa dikatakan sebagai benda abstrak?. Dengan demikian kelomok masih kurang setuju dengan pandangan ahli ini.
Anaxsimenes sala seorang ahli dari Miletos ini kembali menetapkan prinsipnya pada anasir alam, yaitu “udara”. Menurut beliau, semua benda dalam alam semesta tercipta karena suatu proses pengenceran dan pemadatan dari udara. sebagai dasar ini beliau berkata “kalau itu menjadi encer, maka muncullah api. Sebaliknya, kalau udara makin padat maka akan muncul air, tana dan batu. Kelompok mengkritisi bahwa itu tidak mungkin, karena mana bisa udara menjadi api, menjadi air, tana dan batu? Sebab bagi kelompok udara adalah yang paling dominan abstrak. Mana mungkin benda abstrak menghasilkan benda konkrit?. Namun, sebenarnya Anaximenes berpendapat demikian karena dia juga memiliki pandangan tentang jiwa manusia yang hanya dipupuk oleh udara dengan bernafas. Seperti jiwa menjamin kesatuan tubuh, demikian pula udara melingkupi segala-galanya.
Meskipun kelompok kurang sepakat dengan pandangan ke-2 Ahli diatas, namun kelompok ingin melihat beberapa hal penting dari argument diatas;
1. Alam semesta ini adalah keseluruhan yang bersatu, maka harus juga diterangkan dengan satu prinsip.
2. Alam semesta dikuasai oleh satu hukum, sehingga kejadian-kejadian alam tidak terjadi secara kebetulan, tetapi ada aturan-aturan dalam setiap kejadian itu.
3. Alam semesta adalah kosmos,(yunani) yaitu dunia atau dunia yang beraturan.

B. Para Filsuf Pluralis: Empedokles dan Anaksagoras
Kalau yang diatas membahas prinsip awal. Kali ini adalah prinsip yang mempersatukan alam semesta. Menurut Empedokles, ada empat anasir pokok yang mempersatukan alam semesta, yaitu; air, tana, api dan udara. Kelompok setuju dengan beliau yang mengatakan bahwa keempat anasir ini ketika bertemu akan memunculkan benda-benda konkrit. Berbeda dengan Anaxagoras yang mengatakan bahwa ada banyak sekali anasir penyusun realita. Tak terhingga jumlahnya serta terdidri dari benih-benih. Beliau mengatakan bahwa benih-benih yang tersusun atau terbentuk dalam satu benda itu dipengaruhi oleh roh. Kelompok menentang pendapat ini. Sebab, bagi kelompok tidak semua anasir atau benda-benda dalam alam ini memiliki roh, seperti halnya pasir, batu, dll.

C. Dua Filsuf Beradu: Parmenides versus Herakleitos
Parmenindes terkenal dengan pernyataannya “hanya yang ada itu ada”. “ Yang ada” itu dapat ditolak keberadaannya menunjukan “yang ada” itu memang ”ada”. Sedangkan yang “tidak ada” itu memang sama sekali tidak ada. Karena sesuatu yang tidak ada sama sekali tidak dapat dikatakan dan dipikirkan serta didiskusikan. Sebaliknya, “ yang ada” itu selalu bisa didiskusikan dan dipikirkan. Disatu sisi Kelompok sependapat dengan pemikiran semacam ini, karena sebagai contoh kita berkata; “iblis itu tidak ada”, berarti kita sudah memikirkan seperti apa dan siapa itu iblis. Atau kita sudah memiliki konsep tentang siapa itu iblis. Kita menolak keberadaan iblis karena kita setidaknya memiliki pandangan bahwa iblis itu ada. Namun, disisi lain kelompok menolak. Sebab, misalkan kita berkata “ langit itu jatuh”. Dengan berpegang pada pandangan diatas bahwa yang ada itu pasti ada, dan jika mengatakan” tidak ada” juga “ada”, maka kata “ langit itu jatuh” adalah “ada” dan perna ada (terjadi). Sementara hal semacam ini tidak perna ada (terjadi).
Herakleitos justru berpendapat bahwa “tidak ada satu realitapun Yang dapat dipikirkan tanpa adanya realita lawan”,( ada siang-ada malam. Kita tak bisa mengerti tentang apa itu siang jika tanpa ada malam), dst. Kelompok menentang pandangan semacam ini. Sebab, bagi kelompok realita yang ada di alam semesta ini tidak semuanya memiliki lawan. Sebagai contoh; manusia. Apakah lawan dari manusia? Tidak ada.
D. Demokritos, Sang Atomis
Atomis atau Atomisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa seluruh realitas tercipta dari unsur terkecil yang tidak dapat di bagi lagi. Atom, bahasa Yunani (a= tidak, tomos= terbagi).
Demokritos, seorang ahli atomis mengajarkan bahwa segala sesuatu dapat dijelaskan dengan mengacu pada gerakan-gerakan berbagai atom. Maka prinsip dasarnya tentang alam semesta adalah “atom-atom dan kekosongan”. Kekosongan diandaikan sebagai adanya ruang kosong tempat atom-atom itu berlangsung. Beliau berpandangan bahwa setiap benda mengeluarkan gambra-gambar kecil yang tersusun dan gugusan atom-atom. Gambar ini diterima oleh panca indera. Sebagai contoh; buah apel sebagai merah, segar dan manis. Demokritos berkata bahwa, ciri-ciri merah, segar dan manis itu tidak melekat pada buah apel tersebut, melainkan tergantung dan melekat pada kita sebagai subjek yang mengamati benda itu (objek). Sehingga dapat dikatakan bahwa, antara subjek dan objek tidak dapat berdiri sendiri. Melainkan terjadi ketergantungan antara keduanya.
Beliau mala mengatakan bahwa, kita tidak dapat mengenal hakikat sejati suatu benda (mungkin maksudnya adalah karena terdiri dari atom-atom yang memiliki unsur-unsur sangat kecil),melainkan hanya dapat kita amati melalui penampakan benda itu. Dengan demikian, kelompok mengkritisi bahwa, bagaimana mungkin suatu benda yang tidak dapat dikenal hakikat sejatinya menjadi prinsip segala sesuatu.


KESIMPULAN

Berbagai pandangan serta argument-argumen dari para ahli mengenai satu dan dua pertanyaan telah dibahas diatas. Memang sulit untuk memahami apalagi mau menarima pemikiran-pemikiran seperti yang sudah dicantumkan diatas. Namun, sebagaimana yang kita ketahui dalam ilmu filsafat bahwa, dalam berfilsafat kita tidak menerima pendapat orang lain begitu saja. Sehingga kelompok berusaha mengkritisi pandangan dan pemikiran-pemikiran diatas.
Namun demikian, bukan berarti kelompoklah yang paling benar atau sebaliknya para ahli yang paling benar. Tetapi untuk menemukan kebenaran sejati, kita kembali pada pandangan kita masing-masing. Artinya, bagaimana kita menetapkan suatu kebenaran pada pandangan kita sendiri serta bagaimana kita membenarkan suatu hal.

Back to posts
This post has no comments - be the first one!

UNDER MAINTENANCE
Buka facebookmu.
Kata bijak zackha
Twitter bro.
Youtube, BERNAD
SABRI BIBLE
Nadus 6BERNADUS ZAKARIAS WENI LIWANG