TUGAS


O
L
E
H
BERNADUS Z. WENI LIWANG
1691405
SI-PAK/ii




SEKOLAH TINGGI TEOLOGI
GEREJA KRISTEN SUMBA
LEWA,
2015
PERHATIAN GEREJA TERHADAP SEKOLAH MINGGU (GKS UMAMAPU)

GKS Umamapu termasuk salah satu gereja dengan ruang lingkup pelayanan yang cukup luas. Sehingga diatur atau dibentuk dalam lingkungan-lingkungan, termasuk pelayanan sekolah minggu. Untuk GKS Umamapu ini tempat pelayanan sekolah minggu diadakah di enam lokasi sesuai dengan ke-enam lingkungan pelayanan GKS Umamapu. Disini para pendeta hampir tidak perna melibatkan diri dalam pelayanan sekolah minggu, Dalam hal ini mengajar. Namun, untuk hal-hal yang bersifat umum seperti keaktifan, partisipasi dll. memang tidak lepas dari perhatian para pendeta. Perkunjungan seringkali dilakukan tergantung kesempatan yang tersedia.
pengajar
Untuk setiap persekutuan sekolah minggu dimasing-masing ligkungan, gereja mengutus majelis jemaat sekitar satu atau dua orang dalam mengajar sekolah minggu. Disamping itu gereja juga mengijinkan orang-orang bukan majelis yang memiliki kerinduan untuk menajar di sekolah minggu. Jadi, kira-kira dalam satu lingkungan persekutuan sekolah minggu itu ada lebih dari empat pengajar. Untuk penggajian bagi para pengajar memang belum ada. Semuanya bekerja sebagai sukarelawan.
Fasilitas
Gedung ibadah sekolah minggu saat ini belum diadakan atau dibangun khusus oleh gereja. Sehingga ada beberapa majelis gereja yang dengan kerelaan hati menyumbangkan rumah mereka untuk beribadah. Bisa didalam rumah jika memungkinkan, namun kalau tidak biasanya diteras depan. Fasilitas lain seperti kursi dan meja disediakan oleh gereja.
Jika dilihat dari sejauh mana perhatian gereja, memang ada usaha yang cukup dari gereja untuk memperhatikan keberlangsungan persekutuan sekolah minggu, seperti yang disebutkan diatas bahwa majelis gereja sendiri yang melibatkan diri dalam persekutuan sekolah minggu. Hanya saja baik pendeta maupun majelis kurang bekerjasama dengan orang tua anak sekolah minggu. Sehingga kadang-kadang orang tua malas bahkan tidak mau dan tidak perna mau mendorong anak-anak mereka untuk pergi beribadah. Kendala lainnya adalah gereja tidak memberikan pelatihan mengajar kepada pengajar yang bukan majelis ataupun majelis, terutama bagi yang memiliki pengalaman yang kurang dalam mengajar dan pemahaman tentang anak-anak.